Kaum Yang Telah Dibinasakan Allah
Sudah berapa banyak kaum-kaum
yang telah dibinasakan oleh Allah tuhan semesta alam di dunia ini, bahkan lebih
dari satu kaum yang sudah di binasakan Allah di karenakan kesombongan, ke egoan
mereka terhadap Tuhan yang telah menciptakannya, kalu seandainya Al-Quran
dibukak maka terteralah didalamnya sebagian generasi-generasi masa lampau yang
sudah di musnahkan bahkan dihapus keberadaan nya di bumi ini. -Mungkin di dalam
pikiran kita teriyang-iyang dengan pertanyaan, kira-kira siapakah orang-orang
yang sudah di binasakan itu? Apa sebab di binasakan? Coba simak kutipan ayat di
bawah ini.-
Belumkah datang
kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu)
kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk)
negeri-negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan
membawa keterangan yang nyata;-- maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya
mereka, akan tetapi mereka lah yang menganiaya diri mereka sendiri.(QS.
At-Taubah: 70)--
Pesan-pesan suci,
disampaikan untuk umat manusia oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah
dikomunikasikan kepada kita sejak penciptaan umat manusia, Beberapa
masyarkat/kaum telah menerima pesan/ajaran ini sementara yang lain telah
mengingkarinya. --Adakalanya, ada sejumlah kecil dari suatu masyarakat yang mau
menerima perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa risalah(nabi).--
Namun sebagian besar
dari masyarakat yang telah didatangi risalah suci tersebut tidak bersedia
menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan suci yang disampaikan oleh
sang pembawa pesan, namun juga berusaha untuk melakkan perbuatan keji terhadap
para pembawa pesan dan para pengikutnya. -Para pembawa pesan suci tersebut
biasanya dituduh serta difitnah sebagai "pembohong, sihir, orang yang
sakit gila dan penuh dengan kesombongan" dan menjadi pemimpin dari banyak
orang yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh.
Semua hal yang
diinginkan oleh para nabi dari kaumnya adalah kepatuhan mereka kepada Allah.
Mereka tidak meminta uang ataupun berbagai keuntungan dunia lainnya sebagai
balasan. Dan juga mereka tidak berusaha memaksa kaum mereka. -Yang mereka
inginkan hayalah mengajak kaum mereka kepada agama yang haq dan bahwa mereka
seharusnya memulai sebuah jalan hidup yang berbeda bersama dengan para
pengikutnya terpisah dari masyarkat.
Apa yang telah
terjadi antara Syu'aib dan kaum Madyan dimana dia diutus, menggambarkan
hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang disebutkan dimuka. -Reaksi
dari suku Syu'aib terhadap Syu'aib, yang menyerukan kepada mereka untuk beriman
kepada Allah dan menghentikan semua tindakan ketidakadian yang telah mereka
lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir sangatlah menarik :
Dan kepada
(penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu'aib, Ia berkata: "Hai
kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. --Dan jaganlah kamu
kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang
baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang
membinasakan (kiamat)."
Dan Syu'aib berkata:-- "hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah
kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat
kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Sisa (keuntungan)
dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang beriman. -Dan
aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu.
Mereka berkata:--"Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar meninggalkan apa yang
disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami
kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat
penyantun lagi berakal.--
Syu'aib berkata:
"Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari
Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku
menyalahi perintah-Nya). Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku
larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan
selama aku masih berkesanggupan. -Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan
(pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah
aku kembali.
Hai kaumku,
janganlah hendakya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu
menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa --kaum Nuh atau kaum
Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kaum--.
Dan mohonlah ampun
kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. -Sesungguhnya Tuhanku Maha
Penyayang lagi maha Pengasih.
Mereka berkata:-- "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakana
itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang benar-benar
lemah diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah
merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami.
Syu'aib menjawab:
"Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu
daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang
dibelakangmu?-- Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu
kerjakan".--
Dan (dia berkata):-- "Hai kaumku, berbuatalah menurut kemampuanmu, sesungguhya akupun berbuat
(pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang
menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (tuhanku),
sesungguhnya akupun menungu bersama kamu."--
Dan tatkala datang
azab Kami,-- Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama
dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh
satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat
tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah
kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah
binasa.(QS Huud 84-95).
Dengan memikirkan
"batu /prasasti Syu'aib" yang tidak lain kecuali menerukan mereka
kepada kebaikan, kaum Mdyan dihukum dengan kutukan dari Allah dan merekapun
telah dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas. -Masyarakat
Madyan bukanlah satu-satunya contoh. Sebaliknya sebagaimana Syu'aib sedang
berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat yang telah ada lebih dahulu sebelum
masyarakat Madyan yang telah dibinasakan. -Setelah Madyan, banyak masyarakat
lain yang juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah.
Di dalam
halaman-halaman berikut, kita akan menyebutkan masyarakat-masyarakat yang telah
disebutkan diatas yang telah dibinasakan dan sisa-sisa peninggalan mereka. -Di
dalam Al Qur'an, masyarakat-masyarakat ini disebutkan secara mendetail dan
orang-orang diajak untuk merenungkan dan mengambil pelajaran serta peringatan
tentang bagaimana kaum-kaum ini berakhir.
Pada titik ini, Al
Qur'an secara khusus menarik perhatian terhadap kenyataan bahwa sebagian besar
dari masyarakat yang dihancurkan tersebut memiliki tingkat peradaban yang
tinggi. -Di dalam Al Qur'an, sifat-sifat dari kaum-kaum yang dihancurkan
ditekankan sebagai berikut:
Dan berapa banyakkah
umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar
kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah
pernah menjajah di beberapa negeri.- Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari
kebinasaan)?.(QS Qaf 36).
Dalam ayat tersebut,
dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan secara khusus ditekankan. Yang
pertama adalah mereka merasa "lebih besar kekuatannya". -Hal ini
berarti bahwa masyarakat-masyarakat yang telah dibinasakan tersebut telah
berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan system birokrasi militer yang
tangguh dan merenggut kekuatan diwilayah mereka berada memalui dengan cara
paksaan kekuatan. Point kedua adalah masyarakt-masyarakat yang telah disebutkan
dimuka mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan karya-karya arsitektur
mereka.
Hal ini patut untuk
diperhatikan bahwa dari kedua macam sifat-sifat ini termasuk yang dimiliki oleh
peradaban yang ada dijaman kita sekarang ini, yang telah membentuk sebuah
kebudayaan dunia yang begitu luas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat
ini dan telah mendirikan negara-negara yang tersentralisir, kota-kota besar,
namun mereka masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah, melupakan bahwa
semua hal tersebut memungkinkan untuk dibuat karena Ke-kuasan Allah saja. -Namun,
sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang
tidak bisa menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan tersebut,
dikarenakan peradaban mereka berdiri diatas landasan pengingkaran terhadap
Allah. -Akhir dari peradaban saat ini pun tidak akan berbeda selama peradaban
sekarang ini berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia.
Sejumlah peristiwa
penghancuran, beberapa diantaraya yang diceritakan dalam Al Qur'an, telah
dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis yang dilakukan di jaman modern,
Temuan-temuan ini yang secara jelas membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang
dikutip dalam Al Qur'an benar-benar pernah terjadi, menjelaskan perlunya untuk
menjadi "peringatan terlebih dahulu" yang banyak digambarkan dalam
kisah-kisah Al Qur'an. -Allah berfirman di dalam Al Qur'an bahwa penting untuk
"bepergian di muka bumi" dan "melihat bagaimana kesudahan
orang-orang sebelum mereka".
Kami tidak mengutus
sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya
diantara penduduk negeri. -Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu
melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)
dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang
bertaqwa. Maka tidakkah kamu memikirkanya.
Sehingga apabila
para rasul tidak mempunyai harrapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah
meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada rasul itu pertolongan
Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. -Dan tidak dapat
ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa.
-"Sesungguhnya pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kiab-kitab)
yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman."--(QS Yusuf 109-111).--
0 comments: